Renungan Kritis 68 Tahun Indonesia Merdeka

Dalam rangka Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke-68 yang bertepatan pada tanggal 17 Agustus 2013 nanti merupakan momentum renungan akan masih banyaknya permasalahan negara ini. 



Pembenahan yang diawali dari diri sendiri merupakan alternatif terakhir atau solusi atas ketidakmampuan negara dalam mengambil langkah untuk perubahan negeri ini. Butuh adanya sebuah tindakan nyata untuk menuju Negara yang melakukan revitalisasi di segala aspek kehidupan, misal meminimalisir pasar bebas yang berkembang di Indonesia lalu merenegoisasi perusahan asing yang beranak pinak di Indonesia serta tetap menjalankan prinsip ekonomi kerakyatan (bukan kapitalisme).

Indonesia terlalu banyak memberikan kesempatan pada investor asing untuk berkembang dan beranak pinak di bumi pertiwi untuk mengeksploitasi alam beserta isinya dan juga banyaknya BUMN yang diprivatisasi menyebabkan kegagalan negara dalam kebijakan serta regulasi.

Pasal 33 UUD 1935 sangat jelas disebutkan bahwasa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”, namun realitas yang terjadi ketidakadilan sangat kental kita rasakan di negara ini dan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin sering kita jumpai.

Untuk siapa Indonesia Merdeka? Kenapa kita yang merdeka tapi negara lain yang sejahtera dan rakyat kita yang sengsara?



Tahukah kita, bahwa emas dari Freeport - Papua melekat dileher, tangan dan jari ratusan juta warga dunia sementara di Indonesia 150 juta Rakyat berada dalam kemiskinan. Jutaan mahasiswa di Eropa dan Amerika menjadi ilmuwan dunia karena nyala listrik dari Batubara Kalimantan  sementara belasan juta rumah di desa-desa di Indonesia tidak ada listrik?

Lihatlah ratusan juta keluarga di berbagai negara tidak mati di musim dingin karena pemanas dari Gas Aceh dan Tiaka sementara di Indonesia jutaan rakyat memasak dengan kayu karena tak mampu membeli gas. Kita tahu semiliar orang di dunia ini bepergian setiap hari dengan kendaraan yang bergerak karena minyak dari lepas pantai Indonesia, sementara di Indonesia jutaan rakyat di Sulawesi dan Kalimantan kesulitan BBM.

Tahukah kita, protein di tubuh lebih dari semiliar manusia di dunia berasal dari ikan di samudera kita, sementara hari ini di Indonesia 900.000 balita kurang gizi.

Tengoklah bahwa sebagian hululedak nuklir di banyak negara berasal dari uranium Papua sementara hari ini banyak rakyat Papua masih berburu dengan lembing berujung tulang seperti di zaman batu.

Problem bangsa Indonesia hari ini salah satunya adalah tidak meratanya tingkat kesejahteraan masyarakat dan cenderung menciptakan golongan-golongan atau individu kaya yang kian menggambarkan kesenjangan.

Maka dari itu selain konsisten dalam mengenyam pendidikan di kampus sebagai mahasiswa juga memiliki peran penting dalam kontrol negara atas kepentingan rakyat harus menunjukkan sikap pro-aktif untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.

Mudah-mudahan sinergi antara masyarakat mahasiswa dan negara (pemerintah) menjadi sebuah formulasi yang akan menciptakan masyarakat adil makmur dan sejahtera (social welfare) yang merata seperti yang dicita-citakan konstitusi negara Republik Indonesia, bukan penyengsaraan yang merata (global pillage).

Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia Yang ke-68.  Untuk mu - Indonesia ku

www.chandra-negara.com 

0komentar:

Posting Komentar